Penderitaan Aisya
Tetapi pada saat itu
kami bertiga tidak hanya berniat untuk menggoda saja, kami telah merencanakan
sesuatu yang spesial kepada salah satu cewek yang menjadi guru ngaji
tersebut.Gadis alim yang bernasib sial itu bernama Aisya (20), tingginya
sekitar 160 cm dengan berat yang proposional, kulit mulus sawo matang agak
keputih-putihan, dia lulusan MAN. Diantara cewek-cewek yang menjadi guru ngaji
tersebut Aisyalah yang paling manis & cantik.
Aisya sering sekali
mengenakan jilbab, kemeja, rok yang agak ketat, kaos tangan, kaos kaki &
sepatu yang kesemuanya berwarna serba putih, mungkin Aisya memang suka dengan
pakaian yang serba putih sehingga membuat jantung kami berdetak sangat kencang
setiap kali kami melihatnya & beruntungnya pada sore itu muslimah berjilbab
ini juga mengenakan pakaian seperti itu.Singkat cerita, Aisya yang selalu
ditemani sahabatnya, Nur setiap berangkat ke masjid, entah kenapa pada sore itu
berjalan sendirian karena ternyata Nur telah berangkat terlebih dahulu. Kami
tidak peduli apa yang membuat Aisya terlambat, yang kami tahu kejadian seperti
itu benar-benar merupakan anugerah bagikami.
Singkat cerita saat
muslimah berjilbab ini lewat depan rumahku, kami melancarkan aksi yang telah
kami rencanakan sebelumnya tentunya. Pertama-tama akupun memanggil &
mendekati Aisya.Aku(Aldo):“Assalaamu’alaikum Aisya..? Aisya : “Wa’alaikum
salam, ada apa ya mas..??”Aku (Aldo) : “Begini, tadi temenmu yang namanya Nur
itu entah kenapa tiba-tiba pingsan di depan rumahku ! ”Aisya : “HAH!! Pingsan!?
Bukannya dia udah duluan ke masjid tadi itu ?”Aku (Aldo) : “Memang bener tapi
entah kenapa pas dia jalan lewat di depan rumahku Nur kliatan sepertinya pusing
& malah pingsan.Tanpa menunggu lama lagi kami bertiga segera menolongnya
dan membawanya ke dalam rumahku. Jadi lebih baek kamu liat sendiri aja deh.”
Singkat cerita karena terlalu panik Aisya pun masuk ke dalam rumahku dengan
sigap. Muslimah berjilbab ini langsung merangsek masuk ke dalam kamarku setelah
kujelaskan dimana kami merebahkan tubuh Nur.
Kemudian Aisya masuk
ke kamarku & mendapatkan kamarku yang ternyata kosong, tidak seorangpun ada
di dalamnya selain Dony, Reno, ranjangku, 4 buah handycam milik kami yang telah
dalam keadaan menyala & juga soundsystemku. Sepertinya muslimah berjilbab
ini telah mengetahui gelagat jahat dari kami, tapi sebelum Aisya membalikkan
badan untuk berlari keluar dari kamarku, Dony sudah terlebih dahulu membekap mulut
Aisya dari belakang, sementara tangan kirinya menyergap kedua buah dadanya yang
tidak terlalu besar di balik jilbab putih Aisya dengan kasar. Kemudian akupun
menyetel soundsystemku keras-keras dengan musik disko remix untuk meredam
teriakan Aisya, lalu mulai mengunci semua pintu rumahku & juga kamarku
sendiri dengan sigap.. Kedua tangan Aisyapun mencoba melepaskan kedua tangan
Aldo sementara kakinya meronta-ronta menendang kesana kemari. Renopun dengan
sigap memegangi kedua kaki muslimah berjilbab ini. Kemudian kami bertigapun
melemparkan tubuh muslimah berjilbab ini ke ranjangku yang ukurannnya lumayan
besar. Aisya :
“HAH!! Mau apa kalian !!?? mana Nur!!??”
Aku: “Kamu nggak usa
banyak tanya tentang Nur! Dia baek2 aja & uda sampe di masjid dari tadi!”
Dony :
“Sebaiknya kamu pikirkan diri kamu aja sendiri karena kamu harus mempersiapkan
diri kamu baek-baek untuk melayani kami bertiga sampe puas di sini,
HA..HA..HA..!!
”Aisya : “ENGGAK!!
Jangan perkosa aku mas, pliiss!! Di tasku itu ada HP, silahkan ambil aja kalo
mas mau tapi tolong jangan perkosa aku!!”
Reno : “Udah deh kamu
tenang aja! Kami nggak akan ambil HPmu karena kami nggak butuh!! Kami cuma
pengen ngajak kamu menikmati surga dunia sebelum kamu menikmati surga di
akhirat nanti.
” Kami bertigapun
dengan sigap melucuti seluruh pakaian kami hingga kami telanjang bulat.
Muslimah berjilbab inipun terbelalak ketakutan.
Kemudian Aisyapun
mencoba memberontak untuk meloloskan diri tapi kami bertiga menyergapnya dengan
sigap & mencampakkan Aisya kembali ke ranjang, semantara aku mencampakkan
tas Aisya & juga sepatu Aisya ke lantai setelah sebelumnya aku menyimpan HP
Aisya di kantong celanaku yang kini kugantung di pintu kamarku untuk mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan. Kemudian karena sudah kesetanan, kami bertiga
naik ke atas ranjangku.Jadi saat itu Aisya & kami bertiga berada di atas
ranjangku semua. Sesuai dengan yang telah kami sepakati sebelumnya dalam suit
ternyata Dony mendapatkan kesempatan pertama untuk memperawani Aisya disusul
aku & Reno. Walaupun aku sebagai tuan rumah tapi aku tetap berusaha untuk
sportifKini posisi kami bertiga adalah : aku memegangi tangan kiri & kaki
kiri Aisya sementara Reno sebaliknya yaitu memegangi tangan kanan & kaki
kanan muslimah berjilbab ini, Donypun sebagai pemegang mandat pertama langsung
mencengkeram & membuka lebar kedua paha Aisya setelah sebelumnya menyingkap
rok putih Aisya sampai ke atas sampai CD Aisya yang ternyata juga berwarna
putih terlihat dengan bebas.
Kemudian dengan satu tangan saja Dony mengoyak
CD muslimah berjilbab ini di salah satu sisinya saja sehingga CD Aisya tetap
menempel di selangkangan Aisya tetapi telah terbuka & menyuguhkan vagina
Aisya dengan bulu yang tidak terlalu lebat, sungguh pemandangan yang amat
lezat. Tidak mau kalah dengan aksi Dony, Renopun dengan salah satu tangannya
melepasi kancing kemeja yang dikenakan Aisya sekaligus merenggut BH Aisya yang
ternyata juga berwarna putih & mencampakkannya ke lantai sehingga
terpampanglah kedua buah dada Aisya yang tidak terlalu besar tapi benar-benar
mulus &kencang.Sehingga keadaan Muslimah berjilbab ini kini hanyalah
tinggal mengenakan jilbab, kemeja, rok, kaos tangan, kaos kaki yang kesemuanya
berwarna putih dengan kakinya yang ditahan mekangkang oleh Dony sementara rok
& kemeja Aisya yang sudah terbuka bebas serta CD Aisya yang telah koyak
tetapi masih menempel di daerah selangkangannya.
Muslimah berjilbab ini
mencoba meronta & berteriak sekuat tenaga, tetapi musik disko remix yang
kusetel telah meredam teriakannya. Kamipun makin terangsang untuk mencumbui
Aisya. Dony menahan kedupa paha Aisya tetap mekangkang dibantu olehku &
juga Reno. Donypun memulai aksinya dengan membuka lebar vagina Aisya
selebar-lebarnya lalu menjilatinya sampai mengenai klirotis muslimah berjilbab
ini. Dony menyodok-nyodokkan lidahnya ke dalam vagina Aisya yang dihiasi dengan
bulu-bulu pendek nan indah itu. Aku & Renopun tidak mau ketinggalan, kami
mulai meremasi & menghisap-hisap kedua payudara muslimah berjilbab ini bak
singa kelaparan sambil sesekali menggigit & juga mencupangnya.
Aisya : “Akkhh!!
Jangaaaann..!! Enggak mauuu!! Ampuuunn..!!!”
Perlakuan kami bertiga
membuat Aisya terbelalak & terkejut setengah mati. Muslimah berjilbab ini
samasekali tidak percaya, tubuhnya yang selalu dirawat & dijaga kesuciannya
yang samasekali belum pernah tersentuh bahkan oleh sesama wanita kini harus
direlakan untuk dinikmati & diacak-acak oleh 3 orang laki-laki sekaligus
yang bahkan bukan mukhrimnya. Akhirnya Dony yang sudah tidak tahanpun mulai
menempelkan penisnya yang sudah tegang sedari tadi ke vagina Aisya. Tentu saja
itu membuat muslimah berjilbab ini ketakutan setengah mati & meronta sekuat
tenaga tetapi tentu saja tenaga kami bertiga jauh lebuh kuat. Aku & Renopun
mencoba menahan tubuh Aisya untuk merendam rontaan Aisya yang semakin
menjadi-jadi & juga agar kedua paha Aisya tetap mekangkang untuk memuluskan
aksi Dony.Akhirnya Dony yang sudah kesetanan langsung membuka lebar vagina
Aisya & menancapkan penisnya yang sudah tegang tidak karuan itu ke mulut
vagina Aisya. Dony mencoba melesakkan penisnya yang besar itu ke dalam vagina
muslimah berjilbab yang masih suci ini, karuan saja Aisya terkejut setengah
mati.
Aisya :
“AAAKKKHHKKKHH..!! JANGAAANNNN.. !! AMPUUNNN..!!”
Kemudian akupun
melumat habis bibir mungil Aisya dengan buas untuk meredam teriakan Aisya. Reno
yang sedari tadi hanya berebut buah dada muslimah berjilbab ini denganku kali
ini bisa menguasai keduanya, buah dada bagian kanan Aisya disedot-sedot &
dilumat sementara salah satu tangannya meremasi buah dada yang kiri & lalu
sebaliknya, begitu seterusnya secara bergantian mulut & tangan Reno beraksi
dengan kasar. Donypun mulai berusaha sekuat tenaga melesakkan seluruh penisnya
ke dalam vagina Aisya.
Aisya :
“MMPHHHPMMHH..!!!!”
Sepertinya Aisya
berusaha berteriak sekuat tenaga, tetapi karena lumatan ganasku di bibir mungil
Aisya, membuat usaha muslimah berjilbab ini sia-sia aja.Penderitaan Aisya
membuat Dony kesetanan tidak karuan, Dony mengerahkan sekuat tenaga
menghujamkan seluruh penisnya ke dalam liang vagina Aisya yang terlalu sempit
untuk penis sebesar miliknya itu.
Aisya :
“MMPPPHHHAAAAAAAKKKKKHHH…!!! TOLOOOONGGGG..!!”
Mungkin karena terlalu
terkejut & kesakitan yang bukan main walaupun aku sudah mengulum bibir
Aisya dengan ganas dibantu dengan salah satu tanganku yang memegang erat kepala
Aiya yang terbalut jilbab ini tetap saja kulumanku akhirnya terlepas &
Aisya berteriak sekuat tenaga berharap akan ada yang menolongnya, tetapi lokasi
kamarku yang terletak jauh di dalam rumahku yang besar & juga soundsystem
yang telah kusetel keras-keras membuat usahanya sia-sia. Aku melihat mata
muslimah berjilbab ini terpejam kuat & air matanya mengucur deras. Aku
merasakan sesuatu telah terjadi dengan Aisya. Benar saja aku melihat dari
sela-sela vagina Aisya telah mengalir darah segar sampai membasahi CD Aisya
yang telah koyak & masih menempel di daerah selangkangannya tersebut.
Dengan sigap aku membersihkan darah keperawanan muslimah berjilbab ini yang
telah bercampur keringat dengan menggunakan CD Aisya yang telah koyak sampai
bersih. Kemudian aku segera mengambil CD Aisya & menunjukkan darah
keperawanannya pada salah satu dari keempat handycam milik kami yang sedari
tadi merekam aksi bejat kami lalu menyimpan CD muslimah berjilbab yang telah
dihiasi oleh darah keperawanannya ini ke dalam laci rahasiaku dengan baik yang
akan aku gunakan sebagai kenang-kenangan. Kemudian aku kembali naik ke
ranjangku bergabung dengan teman-temanku lagi. Aku kembali berebut buah dada
Aisya dengan Reno sementara Dony mulai sibuk berusaha menggenjot vagina
muslimah berjilbab ini.Aisya : “AKKHH..!! OOKKHH..!! UUGGHH..!!”
Akhirnya Dony yang
sudah terangsang tidak karuan justru mengeluarkan sperma ke dalam rahim Aisya
terlebih dahulu sebelum sempat menhantarkan muslimah berjilbab ini mencapai
orgasme. Padahal kesepakatan kami adalah disebut 1 kali giliran apabila salah
satu diantara kami berhasil menghantarkan Aisya menikmati “surga dunia”.
Akhirnya atas dasar rasa kesetiakawanan aku & Reno memutuskan membantu Dony
untuk menghantarkan muslimah berjilbab ini menikmati “surga dunia”. Kemudian
Dony mencabut penisnya dari vagina Aisya sehingga membuat darah keperawanan
Aisya & sperma Dony bercampur & berceceran ke ranjangku yang putih
bersih itu. Lalu kami membuat posisi Dony & Aisya terbalik. Aku & Reno
sengaja membiarkan tubuh Dony berada di bawah tubuh Aisya untuk beristirahat
sebentar sambil mengumpulkan tenaga, sementara aku & Reno membuat tubuh
muslimah berjilbab yang sudah lemah lunglai ini tertelungkup di atas tubuh Dony
sambil kedua kakinya kami tekuk, sehingga kaki Aisya seperti kaki katak agar
pahanya tetap terbuka & mekangkang setelah sebelumnya kami juga telah
mencampakkan rok putih & kemeja putih yang dikenakan Aisya ke lantai.
Sehingga kini Aisya tinggal mengenakan jilbab (yang telah kami ikatkan dengan
rapi & erat ke belakang lehernya agar tidak menutupi buah dadanya), kaos
tangan & kaos kaki yang semuanya berwarna serba putih. Tidak henti-hentinya
Aisya mengangis & meronta-ronta dengan sisa-sisa tenaganya walaupun itu
hanya sia-sia saja.
Singkat cerita aku
& Reno mengangkat sedikit tubuh Aisya ke atas, kemudian Reno mulai
menempatkan penisnya ke mulut Aisya yang menganga lebar karena terus menangis
& menahan rasa sakit yang teramat sangat. Mata Aisyapun kembali terbelalak,
tapi sebelum muslimah berjilbab ini selesai dengan keterkejutannya penis besar
Reno yang sudah tegang sedari tadi telah tenggelam seluruhnya ke dalam mulut
Aisya & langsung menggenjotnya dibantu kedua tangan Reno yang mencengkeram
kuat kepala Aisya yang terbalut jilbab putih itu. Donypun berhasil menahan
kedua tangan Aisya dari bawah sebelum Aisya mencoba menyingkirkan penis Reno
dari dalam mulutnya.Aisya : “Akkhhmph..!! Mmphh..!! Ampphh..!!”Muslimah
berjilbab ini terlihat seperti tersedak-sedak, tetapi itu justru membuat Reno
semakin kesetanan & terus menggenjot mulut mungil Aisya sambil kedua
tangannya mencengkeram kuat kepala Aisya yang terbalut jilbab putih itu
kuat-kuat. Setiap kali tangan Aisya mencoba mengeluarkan penis Reno dari
mulutnya, Dony selalu menahan kedua tangan muslimah berjilbab ini dari bawah
sambil sesekali meremasi kedua buah dada Aisya untuk menahan tubuh Aisya.
Akupun memulai aksiku dengan membuka lebar belahan pantat Aisya dengan kuat
& mulai menyodok-nyodokkan lidahku sambil menjilati lubang anus muslimah
berjilbab ini. Ternyata Aisya merawat daerah vagina sampai ke daerah anusnya
dengan baik, karena hanya bulu-bulu halus nan pendek saja yang menghiasinya.
Karena melihat penderitaan Aisya yang teramat sangat membuatku sudah tidak
tahan lagi, aku tidak peduli apakah anus Aisya sudah cukup basah dengan ludahku
atau belum yamg jelas aku langsung mengangkat pinggul Aisya & membuka lebar
belahan pantat muslimah berjilbab ini dengan kasar kemudian aku mulai berusaha
memasukkan penisku yang sudah tegang sedari tadi ke dalam lubang anus sempit
milik muslimah berjilbab ini dengan kasar. Betapa kurasakan ukuran lubang anus
Aisya yang terlalu sempit untuk penis seukuranku tapi karena aku sudah
kemasukan setan, maka aku mendorong penisku sekuat tenaga ke dalam lubang anus
Aisya sampai pada akhirnya aku barhasil membenamkan seluruh penisku ke dalam
lubang anus Aisya meskipun menguras banyak tenagaku, bahkan aku merasakan bahwa
aku telah mengoyak segumpal daging yang kenyal.
Aisya :
“OOAAAKKHHMMMPPHH..!! UHUKK..!! UHUKKH..!!”Tentu sajaAisya terkejut bukan main,
muslimah berjilbab ini pasti merasakan anusnya seakan seperti terbelah saja.
Aisya mencoba berteriak sekuat tenaga, tapi genjotan kasar penis Reno di dalam
mulut Aisya membuat Aisya hanya bisa mengerang & terbatuk-batuk saja.Darah
segarpun kurasakan mengucur dari belahan pantat muslimah berjilbab ini menemani
air matanya yang terus mengucur sedari tadi. Walaupun aku merasa bahwa aku
telah memperawani anus Aisya sehingga terasa agak longgar tetapi masih
kurasakan agak sempit untuk penis seukuranku bisa menggenjotnya. Tapi karena
aku memang sudah kesetanan maka kugenjot saja anus muslimah berjilbab ini dari
belakang secara brutal sambil mencengkeram erat pinggul Aisya.
Akhirnya penderitaan
yang dialami Aisya membuat Dony kembali bangkit. penis Donypun menegang kembali
& mulai memasukkannya ke dalam vagina muslimah berjilbab ini. Mimpi buruk
bagi Aisyapun dimulai. Kini muslimah berjilbab ini benar-benar tidak dapat
berkutik lagi. Aisya kini yang tinggal menggunakan jilbab, kaos tangan, &
kaos kaki yang semuanya berwarna putih ini menjadi serba salah. Setiap kali aku
menggenjotnya dari belakang maka otomatis Aisya akan terpental-pental ke depan
& itu justru akan menambah kenikmatan bagi Reno yang sedang menggenjot
mulut Aisya dari depan begitu juga sebaliknya setiap kali Reno menggenjotnya
dari depan itu merupakan suatu kenikmatan yang tiada tara bagiku. Bahkan setiap
kali Aisya mencoba menghindar ke bawahpun, genjotan penis Dony di dalam vagina
Aisya & kedua tangan Dony yang selalu meremas-remas, serta mulut liarnya
yang sesekali menghisap-hisap kedua buah dada milik muslimah berjilbab ini
selalu menantinya dengan senang hati. Singkatnya kini penis-penis kami semua
telah kami letakkan pada lubang-lubang kenikmatan milik muslimah berjilbab ini
& aku melihat Aisya kini hanya seperti seonggok daging hidup yang hina.Aku
kemudian mempercepat tempo genjotanku ke dalam anus Aisya dengan ganas sampai
akhirnya, croott..!! crooott..!!
Aisya :
“AAGGHHMMPPHH..!!”Aku merasakan bahwa aku telah menumpahkan sperma sekuat
tenagaku di dalam lubang anus Aisya karena sudah tidak tahan lagi. Akhirnya
anus muslimah berjilbab ini terisi penuh dengan spermaku. Sperma yang telah
membaur dengan keringat & darah Aisyapun mengucur dari sela-sela anus Aisya
kemudian menetes membasahi ranjangku yang berseprei putih nan bersih tersebut.
Akhirnya Renopun menyusulku mencapai klimaks & menumpahkan sperma yang
banyak & kental ke dalam tenggorokan Aisya.Aisya : “UHUKKHH..!! UHUKHKK..!!”
Tentu saja Aisya
merasa benar-benar jijik & mual sehingga ingin memuntahkan sperma yang
memenuhi mulutnya tapi Reno dengan sigap & kasar terlebih dahulu telah
membungkam mulut Aisya, sehingga Aisya terpaksa menelan sperma Reno meskipun
masih ada sebagian kecil sperma Reno yang mengalir dari sela-sela bibir Aisya
hingga menetes membasahi jilbab putih bersihnya itu.
Tidak lama kemudian,
Dony yang sedari tadi memompa vagina Aisya sudah mencapai orgasmenya yang
kedua. Bersamaan dengan itu kami melihat tingkah Aisya menjadi aneh seperti
orang kesurupan, matanya terpejam kemudian terbelalak kembali, lalu tiba-tiba
seluruh anggota badan Aisya mengejang & mengeras.Mengetahui muslimah
berjilbab ini sudah mencapai pintu “surga dunia”, Dony yang sudah orgasme sedari
tadi mempercepat tempo genjotannya secara brutal sampai akhirnya, croott..!!
croooott..!!Aisya : “AAKKHHKKHH..!!”
Donypun memuntahkan
spermanya ke dalam rahim Aisya & tidak hanya itu, akhirnya kami mampu
manghantarkan muslimah berjilbab ini menjelajahi nikmatnya “surga dunia”.
Meskipun setelah mencapai orgasmenya yang pertama Aisya langsung pingsan tidak
sadarkan diri karena kelelahan.
Saat itu msulimah yang
dikenal santun & taat ini benar-benar telah bermandikan dosa & maksiat
begitu juga dengan kamarku. Sementara Aisya pingsan, kami memutuskan untuk
beristirahat terlebih dahulu setelah mencabut penis-penis kami dari
lubang-lubang kenikmatan Aisya. Setelah kami selaesai mengenakan pakaian kami,
kami mematikan keempat handycam yang sedari tadi merekam aksi bejat kami
tersebut.Singkat cerita setelah kami bertiga minum obat kuat &
beristirahat, kami bertiga tidak sengaja tertidur karena kelelahan. Dony &
Reno tertidur di lantai kamarku, sementara aku tertidur di sofa dekat kamar
tidurku. Yang jelas kami bertiga tertidur di luar kamar tidurku jadi kini yang
masih berdada di ranjang kamar tidurku hanyalah Aisya yang nasih mengenakan
jilbab putih yang terikat ke belakang lehernya & berlumuran sperma, serta
kaos tangan & kaos kaki yang berwarna putih, kondisi Aisya benar-benar
memprihatinkan di mulutnya berlumuran sperma, sementara di vagina & anus
muslimah berjilbab ini berlumuran sperma yang telah tercampur baur dengan darah
keperawanannya.Tiba-tiba aku mendengar suara jeritan & rintihan Aisya.
Ternyata setelah aku melihat, Aisya telah lengkap dengan jilabnya seperti saat
sebelum dia diperkosa tadi. Aisya juga telah mengenakan tasnya kembali. Kulihat
Reno sedang menyodomi Aisya dalam posisi keduanya berdiri & rok muslimah
berjilbab ini yang tersingkap sampai ke atas. & kupikir memang tinggal
Renolah yang belum mendapatkan giliran. Aku melihat kedua tangan Aisya yang
memegang gagang pintu depan rumahku, rupanya muslimah berjilbab ini berusaha
kabur. Reno memompa muslimah berjilbab ini dari belakang dengan ganas sementara
kedua tangan Reno menggenggam erat pinggul Aisya sambil sesekali meremasi kedua
buah dada Aisya dengan kasar.
Tiba-tiba Dony
menghampiriku & menceritakan bahwa perkiraan kronologinya adalah sebagai
berikut : ternyata pada saat aku tertidur, Aisya hanya pura-pura kelelahan saja
& ikut tertidur, setelah itu Aisya mengambil kunci dari kantongku dengan
sangat hati-hati & panik sampai Aisya lupa untuk tidak sekalian mengambil
HPnya yang juga berada di kantongku yang lain. Selanjutnya Aisya kembali ke kamarku
& mengenakan seluruh pakaiannya yang telah berserakan di lantai &
ranjang kamarku serta mengenakan tasnya sampai-sampai Aisya tidak peduli lagi
dengan noda-noda maksiat yang telah menempel di seluruh pakaiannya Kemudian
muslimah taat yang telah kembali mengenakan jilbab & semua perlengkapan
seperti sebelumnya itupun langsung berusaha kabur melalui pintu depan. Karena
semua kunci pintu rumah kujadikan satu sehingga membuat Aisya kesulitan untuk
menebak-nebak kunci mana yang tepat. Di tengah-tengah usaha Aisya dalam membuka
pintu depan rumahku Reno terjaga & memergoki Aisya yang sedang mencoba
kabur. Renopun segera membangunkan Dony tapi Reno tidak sempat membangunkanku
karena jarakku yang terlalu jauh sehingga dikhawatirkan akan memberi peluang banyak
bagi Aisya untuk kabur. Muslimah berjilbab ini panik setelah mengetahui bahwa
Reno telah memergokinya. Ternyata kepanikan Aisya justru memudarkan
konsentrasinya dalam membuka pintu depan rumahku. Saat kepanikan menyerang
Aisya habis-habisan, Reno yang berpikir bahwa sekarang adalah gilirannya untuk
mengawal Aisya menikmati “surga dunia” langsung melucuti seluruh pakaiannya
sendiri lalu menyingkap rok Aisya sampai ke atas pundak muslimah berjilbab ini
kemudian kedua tangan Reno langsung menyergap pinggul Aisya dengan kasar.
Penisnya Reno yang sudah tegak mengacung itupun langsung dihujamkannya ke dalam
lubang anus muslimah berjilbab ini.
Aisya :
“AAKKHHKKHH..!! Ampun maass..!! Aku udah nggak kuat lagiii..!! Aku
mohoonn..!!”Reno : “Ayo buka pintunya..!! Aku juga sedang berusaha membuka
milikmu..!! Ha..ha..ha..!!”Donypun hanya membiarkan Reno beraksi sendirian
karena memang sekarang adalah giliran untuk Reno. Dony hanya mengambil kembali
kunci pintu rumahku yang sebelumnya dikuasai Aisya untuk mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan. Kemudian Dony mengembalikan kunci pintu rumahku kepadaku
setelah menceritakan perkiraan kronologi tersebut.Karena aku & Dony
berpikir bahwa sekarang adalah giliran Reno, maka kami membiarkan Reno beraksi
sendirian selama Reno tidak mengalami kesulitan & perlawanan yang berarti
dari Aisya. Tiba-tiba aku mendengar HP Aisya yang kusimpan di kantongku
berbunyi, & setelah aku mengeceknya ternyata Aisya mendapat SMS dari
sahabatnya Nur.SMS Nur : “Aisya, kamu malah pergi kemana sih!!?? Kalo kamu
nggak bisa datang kenapa nggak kasih kabar!!?? Santri-santri & juga
guru-guru ngaji yang laen pada nanyain tentang kamu ni!!??”
SMS balasanku : “Sory
Nur kalo aku nggak ngasih kabar. Singkat cerita tadi aku ketemu dengan
orang-orang yang bisa mengajariku merasakan kenikmatan surga dunia, jadi aku
pikir aku harus belajar banyak tentang surga dunia ini sebelum aku bisa
merasakan kenikmatan surga yang sebenarnya nanti biar aku nggak kaget gitu
Nur.”SMS Nur : “Kamu ni bicara nggak jelas apa sihh!!???”SMS balasanku : “Udah
deh Nur, tar gampang aku jelaskan!! Jadi kamu nggak usa cerewet lagi!! Aku lagi
sibuk banget & tugasku masih banyak!!!”
Kemudian aku mengirim
SMS tersebut kepada Nur setelah sebelumnya aku memaksa Aisya untuk membaca
semua SMS Nur & SMS balasannya, lalu membuat HP Aisya kedalam mode getar
saja. Perlakuan seperti itu kontan membuat mata Aisya merah padam & membuat
muslimah berjilbab ini menangis tersedu-sedu. Tapi tangisan Aisya justru
membuat Reno semakin kalap. Akhirnya Reno & Aisyapun berguling-guling di
lantai seperti pasangan mesum tidak tahu malu yang sedang bergulat di dekat
pintu depan rumahku.
Akhirnya kami melihat
muslimah berjilbab ini menggelinjang tidak karuan. Mungkin Aisya sudah akan
mencapai orgasme yang tidak dikehendakinya untuk yang ketiga kalinya begitu
pula dengan Reno. Kemudian dengan sigap Renopun mencabut penisnya dari lubang
anus Aisya & langsung menghujamkannya ke vagina muslimah barjilbab ini.
Kontan saja Aisya terkejut bukan main. Meskipun muslimah berjilbab ini sedang
dirundung sensasi yang aneh, tetapi mungkin karena keteguhan imannya, Aisya
masih tetap bisa mengendalikan diri & tetap berusaha meronta sekuat tenaga.
Tetapi Reno yang sudah kalap langsung memompa vagina Aisya tanpa ampun dari
belakang sambil salah satu tangannya meremasi buah kedua buah dada Aisya
dibalik hemnya yang telah dikenakan oleh Aisya kembali sementara tangan Reno
yang lain mengangkat salah satu paha Aisya sampai mekangkang ke atas sehingga
memudahkan Reno untuk dapat secara laluasa memompa vagina Aisya dari belakang.
Tiba-tiba kulihat sekujur tubuh Aisya jadi menegang & mengeras, sementara
Reno yang sudah tidak tahanpun langsung ..crott..!! crooott..!! crootttt..!!
Suara sperma yang
disemburkan ke dalam rahim muslimah berjilbab inipun terdengar sampai di
telinga kami.Reno : “UUOOOOHHHH..!!”Aisya : “AAKKKHH..!!!”Reno melonglong
seperti anjing disusul oleh suara pekikan Aisya secara tiba-tiba. Setelah Reno
kelelahan & mencabut penisnya dari vagina Aisya masih juga kulihat ada darah
keperawanan Aisya (walau hanya sedikit sekali), disusul sperma Reno yang
meleleh sampai ke luar bibir vagina muslimah berjilbab ini. Kemudian Aisyapun
tersungkur di lantai. Akhirnya Reno berhasil “memaksa” Aisya untuk menikmati
keindahan “surga dunia” untuk yang ketiga kalinya.Singkat cerita karena
muslimah berjilbab ini tidak mengindahkan aturan kami karena telah mencoba
untuk kabur, maka kami bertiga memutuskan untuk memberikan hukuman kepada
Aisya. Tiba-tiba hujan turun beberapa saat setelah kami beristirahat &
meminum obat kuat pria serta mencekoki Aisya dengan obat kuat pria juga (karena
kami tidak punya obat kuat wanita). Hujanpun turun semakin deras & kamipun
sepakat untuk menggunakan moment tersebut untuk mengeksekusi muslimah berjilbab
ini.
Singkat cerita setelah
kami menata keempat handycam kami di tepi kebun belakang rumahku &
menghidupkannya kembali, kamipun melucuti semua pakaian kami & juga Aisya
(sehingga kini Aisya tinggal mengenakan jilbab yang telah kami ikatkan ke
belakang lehernya dengan rapi & erat, kaos tangan, & kaos kaki yang
semuanya berwarna putih walau telah kotor karena perkosaan yang dialami Aisya
sebelumnya). Kemudian kami bertiga menyeret Aisya menuju halaman belakang
rumahku. Sementara itu Reno yang masih sempat mengambil HP Aisya dari kantongku
celanaku & mengecek HP Aisya mendapati banyak sekali panggilan yang tidak
terjawab telah masuk yang ternyata masih dari Nur, sahabat Aisya. Akhirnya
dengan tidak sabar Renopun hanya membalasnya dengan mengirim SMS melalui HP
Aisya yang ditujukan kepada Nur.
SMS Reno : “KAMU NI
NYEBELIN BANGET SIH!! GARA-GARA KAMU CEREWET TERUS, AKU SEKARANG JADI DIHUKUM
SAMA GURU-GURUKU!! TUGASKU JADI TAMBAH BANYAK TAU!!!”& SMS itupun dikirim
setelah sebelumnya Aisya kembali dipaksa untuk membacanya. Wajah Aisyapun
menjadi merah padam, Aisyapun berusaha merebut HPnya dari tangan Reno tapi
usahanya sia-sia. Akhirnya kamipun menyeret muslimah berjilbab ini sampai di
tengah-tengah kebun belakang rumahku yang hanya ditumbuhi rerumputan saja.
Karena pada malam itu hujan turun cukup lebat, maka secara otomatis kami
berempat termasuk Aisya jadi berhujan-hujan di tengah kebun belakang rumahku.
Suasana seperti ini sungguh sangat merangsang bagi kami bertiga, tetapi
sebaliknya ini adalah mimpi buruk bagi muslimah berjilbab ini yang sebentar
lagi akan menjadi kenyataan.
Aisya : “Aku mohon
maasss..!! Aku udah nggak kuat lagiiii..!! Aku mohoon maaas..!!
Ampuunnn..!!”Aku (Aldo) : “Kamu udah berani ngambil kunci dari kantongku &
nyoba kabur kan!?”Dony : “Ya! Karena kamu udah berani maen api dengan kami,
jadi kamu mesti dihukum!! “Reno : “Tapi tenang aja..!! Hukuman ini justru akan
menambah pengalamanmu untuk mempelajari nikmatnya surga dunia jauh lebih banyak
..he..he..!!”Aisya : “Enggakk!!! Ahhh!!!!”
Tiba-tiba Dony menampar
pipi Aisya sehingga membuat muslimah yang tinggal mengenakan jilbab, kaos
tangan, & kaos kaki yang semuanya berwarna putih ini tersungkur di
rerumputan. Kemudian dengan sigap kami bertiga langsung menempatkan posisi
kami. Aku & Dony menyergap & mengangkat paha kiri Aisya ke atas,
sementara Reno mengangkat lengan kiri Aisya ke atas sehingga muslimah berjilbab
ini kini hanya menggantung-gantung di antara kami. Lalu kamipun segera
menempatkan penis-penis kami. Penisku langsung kuhujamkan menembus vagina Aisya,
Donypun menancapkan penisnya ke dalam lubang anus Aisya, & Renopun telah
berhasil menenggelamkan penisnya ke dalam bibir mungil Aisya, sementara salah
satu tangannya menggenggam kepala Aisya yang terbalut jilbab putih itu. Di saat
kami menggenjot lubang-lubang kenikmatan Aisya, muslimah berjilbab inipun
meronta-ronta sambil menangis. Kaki kanan Aisya yang masih bebas menggelinjang
kesana kemari, sementara tangan kanan Aisya yang masih bebaspun selalu mencoba
menghentikan aksi kami walaupun usahanya sia-sia karena tangan-tangan kami juga
selalu menepisnya dengan kasar.
Aisya :
“AAKKKHHMMPPHH..!!”Karena sodokan-sodokan kasar penis Reno ke dalam mulut
Aisya, membuat Aisya bungkam, bahkan hanya untuk berteriak saja tidak bisa
dilakukannya. Kami berempatpun akhirnya bermandikan hujan, peluh, maksiat,
& dosa.Tiba-tiba entah kenapa, mungkin karena obat kuat pria yang telah
kami cekokkan secara paksa ke dalam mulut Aisya, sehingga membuat tenaga
muslimah berjilbab ini bangkit & sanggup melakukan perlawanan sengit. Aisya
berhasil mengeluarkan penis Reno dari mulutnya dengan tangan kanannya yang
masih bebas & meninju perut Reno sehingga membuat Reno meringis kesakitan.
Secara otomatis kepala Aisya jatuh tersungkur di rerumputan. Kejadian ini
benar-benar di luar perhitungan kami. Bahkan setelah itu, Aisya berhasil
mendorong perutku dengan kaki kanannya yang masih bebas sehingga membuat
penisku keluar dari vagina Aisya dengan mudah, secara refleks genggaman kedua
tanganku atas paha kiri Aisya menjadi terlepas, sehingga membuat Dony menahan
seluruh berat tubuh Aisya seorang diri. Tentu saja Dony tidak dapat mengimbangi
gerak tubuh Aisya yang terus meronta-ronta seorang diri, akhirnya genggaman
kedua tangan Dony atas paha kiri Aisya menjadi terlepas & juga penis Dony
yang telah menancap di dalam anus Aisyapun dapat keluar dengan mudah. Akhirnya
karena sudah tidak ada lagi seorangpun yang menahan berat tubuh Aisya secara
otomatis tubuh muslimah berjilbab ini jatuh tertelungkup di rerumputan.
Aisyapun dengan sigap mencoba meloloskan diri.Akan tetapi sebelum Aisya
berhasil bangkit dari posisinya, Donypun terlebih dahulu menendang selangkangan
Aisya sehingga membuat Aisya kembali jatuh tertelungkup. Kemudian Donypun
dengan sigap menindih Aisya dari atas sementara kedua tangannya meremasi kedua
buah dada muslimah berjilbab ini dengan kasar yang bertujuan untuk menguras
tenaga Aisya. Ttetapi sungguh di luar dugaan, Aisya tidak henti-hentinya
melakukan perlawanan sengit. Kami benar-benar tidak menyangka jika obat kuat
pria bisa membiat Aisya menjadi seperti ini. Keadaan seperti ini benar-benar
memaksaku untuk berpikir cepat. Setelah aku mengingat bahwa aku selalu
menyimpan tali-tali pramuka yang sering kita gunakan untuk hiking, akupun
mengambilnya dengan sigap dari almariku.
Singkat cerita, kami
telah berhasil mengikat muslimah berjilbab ini meski dengan perjuangan yang
cukup melelahkan. & kini keadaan Aisya adalah : selain hanya menggunakan
jilbab putih (yang telah terikat dengan rapi & erat ke belakang lehernya),
kaos tangan putih & kaos kaki yang juga berwarna putih, kedua tangan Aisya
juga telah terikat erat ke belakang punggungnya sampai berbentuk siku,
sementara paha kanan Aisya terikat erat menempel dengan lengan kanan Aisya begitu
pula sebaliknya, paha kiri Aisya juga telah terikat erat dengan lengan kirinya.
Sehingga posisi kedua paha Aisya kini adalah terikat mekangkang & terbuka.
Akhirnya kami bertiga
yang sudah tidak kuat menahan nafsu setan kami melihat keadaan Aisya seperti
itu kembali menempatkan penis-penis kami ke lubang-lubang kenikmatan Aisya
setelah sebelumnya merapikan kembali jilbab, kaos tangan, & kaos kaki yang
dikenakan Aisya. Kini posisi kami adalah : Dony memangku Aisya setelah
sebelumnya memasukkan penisnya ke dalam anus muslimah berjilbab ini, sedangkan
aku memasukkan penisku ke dalam vagina Aisya, sementara kedua tangan Reno
memegang & menahan kepala Aisya tetap berpaling ke kiri dimana Reno berada
& kemudian menenggelamkan penisnya ke mulut Aisya secara paksa. Akhirnya
kini kami bisa menggenjot lubang-lubang kenikmatan Aisya tanpa perlawanan
berarti dari muslimah berjilbab ini. Aisya hanya membalas perlakuan kami
bertiga dengan cucuran air mata & erangan-erangan yang tidak jelas yang
keluar dari mulut Aisya dikarenakan genjotan ganas penis Reno di dalam mulut
Aisya. Akhirnya kini muslimah berjilbab ini hanya seperti seonggok daging hidup
yang hina, serta berlumuran maksiat & dosa.
Kami bertiga
mempercepat tempo genjotan kami, & akhirnya Reno menyemburkan sperma
terlebih dahulu di dalam mulut Aisya & Renopun memaksa Aisya untuk menelan
spermanya dengan membungkam dengan mulut Aisya, meskipun masih ada juga sedikit
sperma Reno yang menetes keluar dari bibir mungil muslimah berjilbab ini
dikarenakan sperma Reno yang terlalu banyak memenuhi mulut Aisya yang hanya
berukuran kecil tersebut. Mungkin karena Dony hampir mencapai orgasme jadi
secara tiba-tiba Dony mencabut penisnya dari dalam anus Aisya & berusaha
menenggelamkannya ke dalam vagina Aisya sehingga berdesak-desakan dengan
penisku yang sedari tadi terus menggenjot vagina muslimah berjilbab ini. Cairan
vagina Aisya yang telah tercampur aduk dengan keringat kami, membuat penis kami
berdua sedikit demi sedikit bisa melesak masuk secara keseluruhan ke dalam vagina
muslimah berjilab ini meskipun dengan perjuangan yang luar biasa. Tiba-tiba aku
merasakan bahwa kami telah mengoyak sesuatu & merasakan cairan hangat yang
meleleh di pahaku. Benar saja, setelah aku lihat ternyata pahaku telah
terbasahi oleh darah keperawanan muslimah berjilbab ini. Ternyata penis kami
berdua telah berhasil mengoyak bibir vagina Aisya jauh lebih lebar &
berhasil memaksa darah keperawanan muslimah berjilbab ini keluar untuk yang
kesekian kalinya.
Aisya :
“AAAAKKKHHHKKHH..!!! AMPUUUNN..!! NGGAK MAUUUU..!! JANGAAAAAAAAAAAAAAANN..!!
..AAAAAAAAAAAAAAKKKKKHHKKHHH.. !!”Kontan mata Aisya terbelalak & terkejut
setengah mati. Muslimah berjilbab ini samasekali tidak menyangka apa yang
selama ini telah dirawat & selalu dijaga kesuciannya, serta tidak
seorangpun bahkan sesama mukhrim pernah menjamahnya, kini harus direlakan untuk
dimasuki 2 penis lelaki bejat sekaligus. Akhirnya kami bertiga sepakat untuk
segera mengeksekusi Aisya. Kedua tangan Reno membantu menahan tubuh Aisya
kuat-kuat sambil mulutnya mencupang kuat salah satu payudara Aisya, sementara
aku & Dony mulai menggenjot vagina Aisya dengan irama yang sama.Aisya :
“AAKKKHHH..!! OOKKHH..!! AAAAAKKKHHKKKHH..!!........
Di tengah-tengah aku
& Dony hampir mencapai orgasme, Aisya justru pingsan sampai tidak sadarkan
diri karena tidak kuat lagi menahan penderitaan yang belum pernah dirasakan
seumur hidupnya. Karena sudah terlanjur kesetanan, aku & Donypun tetap
melanjutkan genjotan kami di dalam vagina Aisya bahkan mempercepat tempo
iramanya walaupun muslimah berjilbab ini telah pingsan & tidak berkutik
lagi. Akhirnya aku mencapai klimaks & menyemburkan banyak spermaku ke dalam
rahim Aisya & tidak lama setelah itu kurasakan Dony juga mengisi penuh
rahim Aisya dengan spermanya bahkan lebih banyak dari milikku. Setelah aku
& Dony mencabut penis-penis kami dari vagina Aisya, terlihatlah lelehan
sperma yang telah tercampur baur dengan darah keperawanan muslimah berjilbab
ini, juga keringat kami, serta air hujan yang selalu mengawal kami dalam menikmati
indahnya “surga dunia”.
Singkat cerita,
setelah kami bertiga menggotong tubuh Aisya menepi & melepas semua tali
yang mengikatnya, serta mematikan keempat handycam milik kami yang sedari tadi
merekam pergumulan penuh maksiat & dosa itu, kami langsung memandikan Aisya
walaupun Aisya masih dalam keadaan pingsan. Kemudian kemi membuat Aisya
terlihat seperti saat sebelum dia diperkosa walaupun dengan pakaian yang telah
basah & kotor akan noda-noda di sana-sini, sementara barang-barang bawaan
Aisya seperti sajadah Aisya yang telah ternoda di sana-sini & tasnya yang
berisi mukena yang juga telah ternoda di sana-sini justru kusimpan sebagai
kenang-kenangan bersama CD Aisya yang telah ternoda oleh darah keperawanannya
sendiri di dalam laci rahasiaku.
Kemudian pada saat
Aisya masih dalam keadaan pingsan, kami cepat-cepat memasukkan muslimah
berjilbab ini ke dalam mobilku, untuk selanjutnya kami membawanya ke tempat
prostitusi terdekat dari rumahku untuk menjual muslimah berjilbab ini dengan
segera, sehingga dapat menghindarkan kami bertiga dari hal-hal yang tidak
diinginkan. Tanpa kami duga sebelumnya, ternyata germo di tempat pelacuran
tersebut juga sudah menunggu lama akan adanya pelacur yang berjilbab karena
banyak juga tamu yang menginginkan & menanyakan hal tersebut, hanya belum
kesampaian sampai sekarang. Oleh karena itu germo tersebut mau membeli Aisya
dengan harga 5 juta, walaupun germo tersebut telah mengecek seluruh bagian
tubuh Aisya & didapatinya cupangan di sana-sini terutama pada bagian
payudara & sekitarnya, serta didapatinya bibir anus Aisya yang telah rusak,
terlebih lagi vagina Aisya yang juga telah rusak parah. Seandainya saja Aisya
masih suci, pasti harganya bisa mencapai 10 juta lebih.Akhirnya kami deal,
& germo tersebut memberi kami 5 juta cash. Beberapa saat sebelum kami
bertiga pulang, kami menyempatkan diri untuk mengirim SMS kepada Nur (sahabat
Aisya) melalui HP Aisya yang berisikan bahwa Aisya telah memutuskan jalan
hidupnya sendiri, yaitu ingin melanjutkan hidupnya di dalam “surga dunia” selama-lamanya
sampai akhir hayatnya. & tidak lupa kami juga memberitahukan alamat
lokalisasi tersebut pada akhir SMS. Kemudian kami memberikan HP Aisya kepada
sang germo setelah sebelumnya membuang simcard HP Aisya ke tempat sampah.
Singkat cerita, kami
sering berkunjung ke lokalisasi tersebut untuk kembali mencicipi Aisya di saat
kami merindukannya. Yang menjadi masalah adalah tarif Aisya yang terlalu
tinggi, bahkan paling tinggi diantara pelacur-pelacur yang lain. Mungkin
dikarenakan Aisya adalah tergolong pelacur model baru, yaitu pelacur yang
mengenakan jilbab. Sementara masalah yang lainnya adalah antrian tamu yang
ingin mencicipi tubuh muslimah berjilbab ini. Orang-orang penting selalu
memesan Aisya terlebih dahulu via HP kepada sang germo, sehingga kami selalu
kalah cepat. Yang kami tidak habis pikir adalah model-model pakaian yang
dikenakan Aisya dari hari ke hari sungguh bervariasi & sangat merangsang.
Yakni, mulai dari Aisya yang mengenakan jilbab ketat yang diikatkan erat ke
belakang lehernya, kaos lengan panjang ketat, rok panjang yang juga ketat,
& kaos kaki tanpa sepatu yang berwarna serba hitam, hanya saja belahan pada
rok Aisya terlalu tinggi & hanya menyisakan kira-kira kurang dari 5cm saja
sehingga menampakkan keindahan pahanya yang benar-benar mulus & seksi.
Aisya juga pernah memakai pakaian yang cukup merangsang, yaitu berjilbab ketat
yang diikatkan erat ke belakang lehernya dengan pakaian yang berwarna serba
merah menyala, anehnya yang menutupi buah dadanya hanya BH yang divariasi hingga
sangat merangsang, sementara roknya adalah menggunakan rok yang sangat pendek
didukung oleh sepatu dengan hak tinggi, sehingga keindahan perut, punggung,
& paha mulus muslimah berjilbab ini tidak dapat ditutupi lagi. Hanya saja
setiap kali kami melihat Aisya di lokalisasi tersebut, mata Aisya selalu
menatap dengan tatapan yang kosong. Mungkin secara psikologis, Aisya
benar-benar terpukul dengan kejadian yang dialaminya itu.
Suatu hari ketika kami
merindukan tubuh muslimah berjilbab ini, kami mendatangi lokalisasi tersebut
& mendapati Aisya sedang mengiba-iba & memohon ampun kepada Nur sahabat
Aisya di suatu lorong dekat lokalisasi yang tidak banyak orang di sana. Mungkin
Nur sungguh tidak menyangka bahwa sahabatnya yang dikenalnya selalu alim & santun,
kini menjadi rusak & liar seperti ini. Kami bertiga tidak begitu jelas
mendengar apa yang sedang mereka bicarakan, tapi yang jelas yang kami lihat
terakhir adalah Nur menampar pipi Aisya dengan keras & meninggalkan Aisya
begitu saja disambut dengan tangisan Aisya yang menjadi-jadi. Ternyata kami
tidak hanya telah merusak masa depan & menjebloskan seorang gadis alim
berjilbab ke dalam jurang penderitaan, kami juga telah menghancurkan
persahabatan antara 2 orang yang sudah berteman sangat baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar